Assalamu'alaykum wr wb

ni die blog aku Punya...
Semoga Isi di dalamnya bermanfaat untuk teman-teman, kakak-kakak, adik-adik, embah-embah, semuanya aja....
kalau aja ada statement yg gak banget tuk dibaca, saya selaku pemilik sekaligus penulis sekaligus pengelola blog ini minta maaPh yang segeDhe gedHenya....OK!!!
Keep Smile anD Keep fIgHT...
ALWAys do the besT, ALthougH we areN't The besT...

Minggu, Oktober 24, 2010

Tindakan Anarkis, Dapatkah Menjadi Solusi?

Tindakan Anarkis, Dapatkah Menjadi Solusi?


Puluhan mahasiswa Rabu (20/10) menggelar aksi di berbagai wilayah di Indonesia. Aksi tersebut, dianggap sebagai bentuk kepedulian mahasiswa atas satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Tentunya, perlu persiapan yang rumit dalam menggelar aksi besar-besaran tersebut.
Berbagai upaya, tenaga serta energi mereka kuras untuk melangsungkan kegiatan akbar tersebut. Namun, realita yang terjadi di lapangan, aksi yang telah dipersiapkan dengan matang tersebut, menimbulkan berbagai kerusuhan, yang merugikan banyak pihak dan dari berbagai elemen. Baik dari kalangan mahasiswa sendiri, lingkungan sekitarnya, maupun aparat pemerintah.
Tindakan yang banyak meresahkan masyarakat tersebut, tidak selayaknya dilakukan oleh mahasiswa yang notabene adalah pemuda yang dianggap berdedikasi tinggi oleh sebagian masyarakat, berpikiran dewasa dan juga sebagai agens of change. Sebagai penerus perjuangan negara sekaligus sebagai pengisi kemerdekaan suatu negara, tentunya banyak hal yang harus dipikirkan sebelum memulai suatu tindakan. Tindakan yang menuai banyak kerugian tentunya harus dikurangi dan bahkan dihentikan.
Kerusuhan yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia, tentu dapat dilihat sebagai contoh kegiatan anarkis yang seharusnya dikendalikan. Banyak berbagai pihak yang telah dirugikan. Dari kalangan mahasiswa sendiri misalnya, akibat tindakan anarkis tersebut, beberapa mahasiswa menjadi korban aparat keamanan dalam mengamankan demonstrasi tersebut. Siapakah yang akan menanggung kerugian tersebut, kalau bukan dari pihak mahasiswanya sendiri. Kemudian, dilihat dari kalangan pemerintah, khususnya dari aparat keamanan dan lingkungan sekitar. Banyak petugas keamanan, dalam hal ini polisi, harus berurusan dengan hukum, terkait tindakannya yang dianggap sebagai bentuk penganiayaan terhadap mahasiswa.
Selain dilihat dari pelaku yang ada di dalamnya, ditinjau dari lingkungan sekitarpun, kerugian juga banyak ditimbulkan. Dari faktor masyarakat contohnya. Masyarakat dalam hal ini memiliki banyak peran. Selain sebagai obyek pemerintahan, masyarakat juga sebagai komentator atas segala peristiwa yang terjadi terkait pemerintahan. Mereka tidak hanya sebagai penonton dari semua kegiatan yang telah meresahkan tersebut. Masyarakat menjadi tidak dapat berpikir secara murni, terkait tindakan seperti apa yang seharusnya dilakukan, sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah. Selain itu, dari kerusuhan yang terjadi, masyarakat tidak dapat berpikir secara matang apakah pemerintahan sekarang ini sudah tepat dalam memperlakukan masyarakat, yang pada dasarnya adalah obyek dari pemerintahan. Dan memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan.
Kekurang-matangan tersebut salah satunya dipicu oleh tindakan anarkis yang dilakukan, salah satunya adalah dari elemen mahasiswa. Kerusuhan yang terjadi, banyak melahirkan provokator yang mengurastak masyarakat, sehingga kurang mampu berpikir secara matang, apa arti di balik keadaan yang telah ditimbulkan ini.
Anarkis, dapatkah menjadi solusi?
Akan dibawa kemanakah bangsa Indonesia ini? Akan menjadi seperti apakah Indonesia ke depannya? Hal tersebut tentunya menjadi pikiran dan tantangan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah saat ini. Kebijakan-kebijakan pemerintah, dianggap tidak berpihak kepada rakyat dan menjadikan sebagian masyarakat ’mengamuk’ dan saling unjuk rasa atas apa yang telah dirasakan selama satu tahun pemerintahan SBY-Boediono.
Kebijakan yang sering melenakan aparat pemerintah dan banyak mengundang berbagai kontroversi dalam masyarakat. Terkadang jalan pintas melalui demonstrasi menjadi pilihan mahasiswa (yang menjadi penyeru aspirasi masyarakat Indonesia). Bahkan, demonstrasi yang anarkis dianggap sebagai solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Namun, pada kenyataannya, tindakan anarkis tersebut tidak dapat menjadi pedoman untuk dijadikan sebuah solusi akhir dalam menindaklanjuti berbagai kontroversi yang mencuat antara masyarakat dan pemerintahan.
Kerusuhan yang terjadi tidaklah menjadikan sebuah pemecahan yang benar. Kerugian yang ditimbulkan dari kerusuhan tersebut tidaklah sedikit. Serta tidak hanya berdampak dari kondisi fisik, melainkan dari kondisi psikis. Baik orang-orang yang menjadi subyek, maupun masyarakat sekitarnya. Indonesia akan semakin ‘menderita’. Akan timbul jurang pemisah antara elemen masyarakat khususnya mahasiswa dengan aparat pemerintahan khususnya dalam hal ini adalah aparat keamanan. Keadaanpun bukan menjadi kondusif, namun menjadi kacau balau. Korban terjadi di sana-sini.
Hal ini terjadi tidak hanya kesalahan dari satu pihak. Namun, dari kedua belah pihak, antara mahasiswa sebagai pelaku dan aparat sendiri. Mahasiswa yang dengan nekad melakukan tindakan anarkismenya. Hal tersebut memacu aparat keamanan atau polisi mengeluarkan senjata tajam.
Perlunya Sinergi Antara Masyarakat dan Pemerintah
Sinergi antara masyarakat dan pemerintah, mutlak dianjurkan. Mahasiswa, dalam hal ini sebagai penyeru aspirasi masyarakat, tentunya perlu berpikir ke depan. Tidaklah mudah menjadi seorang pemimpin yang membawahi beribu bahkan beratus ribu masyarakat Indonesia, yang datang dari latar belakang, budaya dan agama yang berbeda-beda pula. Dari situlah karakter masyarakat yang beragam terbentuk.
Merancang sebuah kebijakan dan menuangkannya ke dalam realita kehidupan masyarakat pun tidak dapat dilihat sebagai suatu hal yang mudah. Pertentangan terjadi di sana- sini. Perdebatan pun tentunya mewarnai setiap pengambilan keputusan. Karena itu, masyarakatpun perlu menghargai akan jerih payah seorang pemimpin dalam menjaga keutuhan dan meningkatkan kemakmuran bangsa.
Sebaliknya kepada Pemerintah Indonesia. Seorang pemimpin adalah pilihan masyarakat. Dipercaya oleh masyarakat dalam membangun keberlangsungan Negara Indonesia. Bertanggungjawab kepada masyarakat dan mengabdikan diri untuk masyarakat. Pemimpin yang adil sangat diharapkan oleh masyarakat. Mampu mengubah gaya hidup masyarakat, dari yang kekurangan, menjadi masyarakat yang tercukupi akan kebutuhannya. Serta makmur di segala bidang kehidupan.
Pemerintah yang dindalkan masyarakat sebagai perancang keutuhan Negara, yang handal, diharapkan berlaku seadil-adilnya kepada masyarakat. Memberikan hak-hak masyarakat yang seharusnya mereka terima. Serta mementingkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Hal tersebutlah, yang akan memulihkan image pemerintah Indonesia saat ini, yang telah tercoreng dari adanya kerusuhan yang terjadi.
Perlunya kerjasama yang baik antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, diharapkan menjadi fondasi yang kuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerjasama yang baik diawali dari rasa saling percaya dan saling mendukung antara masyarakat dan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar